Waste Management At My Home

Pada tahun 2020 ini nggak nyangka banget ada pandemi. Pandemi membuat semuanya berubah, termasuk kebiasaan dan rutinitas sebagian besar orang. Salah satunya adalah waste management di rumah kami. Sebelum pandemi mulai, saya tetap memilah sampah di rumah kemudian saya bawa sampah tersebut ke kantor saya yang sudah berkerjasama dengan Waste4Change untuk mengolah sampah kantor. Tentunya sampah yang saya bawa sudah dalam keadaan bersih dan nggak terlalu banyak. Kecuali sampah organik karena saya memiliki komposter (tapi baru-baru ini rusak dijebol sama puppy aku).

Waste4Change sebenarnya memiliki program Send Your Waste dimana kita bisa mengirimkan sampah yang sudah kita cuci bersih dan kering kepada mereka untuk diolah. Namun karena corona, mereka sempat menutup program tersebut sementara. Waduh, dengan berat hati akhirnya saya harus buang sampah tanpa dipilah karena pemilahan sampah di rumah kami sudah penuh juga. Hiks.

Namun sekarang program Send Your Waste dibuka kembali. Yay!

Buat yang penasaran seperti apa sih program Send Your Waste, silahkan untuk mengunjungi website tersebut.

Oya, sebelumnya saya jelaskan dulu jenis sampah rumah tangga. Ada 4 jenis:

  1. Organik

  2. Kertas

  3. Non-kertas

  4. Residu

Untuk sampah organik saya kompos. Sampah kertas saya pilah dulu mana yang bisa saya kompos dan tidak. Biasanya yang tidak bisa dikompos saya kirim ke Waste4change. Nah, yang paling harus dihindari adalah sampah residu. Residu merupakan barang yang tidak bisa didaur ulang atau dimanfaatkan lagi, contohnya label, sampah yg tercampur, atau lainnya. Sampah residu mau tidak mau harus dibuang ke TPA. Biasanya sampah residu saya masukkan ke tempat sampah di kantor karena menampung sampah jenis residu. Waste4change akan mengolah sampah residu menjadi bahan bakar pabrik sepengetahuan saya (mohon koreksi jika salah). Namun karena pandemi, terpaksa saya harus membuang residu ke TPA. Sorry mother earth :(

Di rumah kami yang mungil ini (kami tinggal di rumah dinas suami), terdapat dua manusia dan dua puppy yang nakalnya minta ampun. Karena kami adalah keluarga kecil maka sampahnya juga tidak terlalu banyak. Untuk pemilahan sampah, kami memiliki tempat khusus dan membaginya menjadi 2: Kertas dan Non-kertas. Untuk sampah organik, saya selalu menyediakan wadah setiap kali masak sebagai penampung sementara sebelum dimasukkan ke komposter.

Komposternya saya beli di Waste4Change juga, mereka menjual starter packnya. Gampang banget cara pakainya.

Untuk pengolahan my puppy’s poop, kami buang di toilet belakang rumah yang tidak pernah dipakai karena lokasinya di halaman jadi terlalu jauh juga untuk digunakan. Tinggal ambil pakai poop scooper langsung dibuang di toilet. Supaya nggak diinjek-injek sama Dexter & Max (Yes, sometimes they step on their own poops and they don’t care. Gross).

Nah, itu waste management di rumah saya. Waste management yang belum sempurna. Masih menggunakan plastik namun sebisa mungkin untuk mengurangi. Harapan saya bisa 100% zero waste di masa depan. Semoga artikel ini menjadi inspirasi untuk kalian yg ingin memulai less waste life :)

Winny Irmarooke

Trying to live sustainably.

https://winnyirmarooke.com
Previous
Previous

The Best Way to Clean Your Makeup Brushes

Next
Next

The Ultimate Medicine For PMS Symptoms & Menstrual Pain