Cara Mudah Membuat Sistem Lemari Pakaian Terbuka

cara mudah dan murah membuat open wardrobe atau walk in closet

Seumur hidupku nggak pernah terpikirkan untuk membuat sistem lemari pakaian terbuka atau open wardrobe system. Kami memutuskan untuk menggunakan open wardrobe system karena terpaksa. Tahun lalu kami pindah rumah 2x dan merasa bahwa mempunyai lemari itu beban banget. Kasihan juga dengan orang yang harus angkut lemari & di rumah kami yang baru semua kamar ada di lantai 2 sehingga sulit untuk mengangkut lemari ke lantai atas.

Kami memutuskan untuk menggunakan sistem open wardrobe atau walk-in closet di kamar. Sebenarnya bisa aja beli lemari baru, namun setelah kami pikir-pikir lagi ternyata kurang menguntungkan bagi kami untuk jangka panjang. Jika kami harus membeli lemari baru, lebih ribet jika saat pindah lagi (karena sepertinya ke depannya akan sering pindah-pindah rumah). Dan ternyata setelah kami hitung, lebih murah untuk menggunakan ini daripada membeli lemari baru. Selain lebih murah, open wardrobe ini bisa dipakai berulang kali & nggak ribet ketika harus pindahan. Jika kami menggunakan lemari tertutup pada umumnya memang bisa saja di rakit di kamar, tapi ketika kami harus pindah sepertinya lebih ribet untuk proses pembongkarannya.

How We Made It

Kami menggunakan BOAXEL open wardrobe system dari IKEA. BOAXEL kami pilih karena harganya yang terjangkau & sepertinya kuat. Ada beberapa pilihan lain seperti JONAXEL, atau ELVARLI.

Selain dari IKEA, kami menggunakan yang sudah ada yaitu lemari berlaci transparan dari MUJI. Sayangnya MUJI udah tutup di Indonesia. Kami menggunakan lemari MUJI karena ringan (supaya ga berat untuk pindahan). Jika pertimbangannya adalah estetik, mungkin banyak yang lebih estetik seperti IKEA atau custom-made. Untuk detail lengkap barang-barang apa saja yang kami pakai ada di bawah.

Kami memilih lemari berlaci supaya bisa dilipat dengan metode konmari juga.

Untuk masalah perakitan, kami menyerahkan segala urusan pemasangan kepada tukang kami karena udah langganan.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengukur kebutuhan kami. Kami menggunakan program perencanaan IKEA untuk mengukur kebutuhan kami, bisa cek disini untuk program perencanaan.

Contoh program perencanaan BOAXEL di website IKEA

Open wardrobe ditaruh di kamar yang tidak terpakai karena ternyata lumayan banyak juga pakaian kami (lebih tepatnya pakaian suami).

Bagaimana dengan debu?

Setelah pemakaian kurang lebih enam bulan, debu yang ada tidak terlalu banyak. Awalnya kami menganggap bahwa open wardrobe akan membuat lebih cepat berdebu. Tapi setelah kami ingat-ingat saat kami menggunakan lemari tertutup ternyata berdebu juga.

Kami sempat tidak di rumah selama kurang lebih satu bulan karena cuti. Sesampainya di rumah, kami cek debu tidak terlalu banyak. Mungkin salah satu faktornya karena ruangan kamar kami tertutup.

Untuk baju yang kami simpan di kotak tidak ada kumpulan debu sama sekali. Baju-baju yang kami simpan di kotak adalah capsule wardrobe seperti pakaian musim dingin, pakaian untuk liburan ke pantai, aksesoris dan lain-lain

Terdapat bagian khusus untuk perlengkapan militer suami & tas-tas (nggak begitu rapi).

Kelebihan & Kekurangan Menggunakan Open Wardrobe System

Kelebihan

  • Bisa lebih hemat daripada lemari tertutup

  • Ringan saat pindahan

  • Lebih flexible dalam pengaturannya

  • Jika rusak, bisa beli part yang rusak tanpa harus mengganti seluruhnya

Kekurangan

  • Butuh tukang saat pemasangan (kecuali bisa ngebor sendiri)

  • Pemasangan harus presisi

  • Rawan debu (tergantung kondisi ruangan)

Barang-barang yang Kami Gunakan

Berikut adalah barang-barang yang kami gunakan untuk menyusun sistem open wardrobe di rumah kami:

#1 BOAXEL IKEA (coba program perencanaannya disini)

MUJI Drawer

Karena MUJI sudah tutup di Indonesia, kamu bisa menggunakan yang serupa dari:

#3 Clothes Organizer & Storage

Untuk kotak organizer, kami menggunakan:

Sedangkan hanger kami menggunakan hanger BUMERANG IKEA.


Perlu diingat bahwa sistem lemari pakaian terbuka mungkin tidak untuk semua orang. Namun menurut saya open wardrobe system cocok untuk orang yang sering pindah-pindah rumah. Jika kamu ingin berganti ke open wardrobe system, pastikan lemarimu yang lama dipindahtangankan dengan cara yang tepat (disumbangkan/dijual).

Jika ada pertanyaan atau saran, silahkan berikan melalui komen berikut! Terima kasih sudah membaca. Semoga membantu 😊

Winny Irmarooke

Trying to live sustainably.

https://winnyirmarooke.com
Previous
Previous

Merasa Cukup

Next
Next

Dapur Sehat & Ramah Lingkungan